Awas, Jamur di Kulit Bayi

Thursday, December 9, 2010


Walau tidak berakibat fatal, infeksi jamur ini sebaiknya segera diatasi. Sebab, kesehatan dan kebersihan tubuh bayi Anda jadi taruhannya.
Sebenarnya, infeksi jamur pada kulit bisa dialami oleh siapa saja, tanpa mengenal usia. Meski begitu, bayi biasanya relatif lebih rentan terinfeksi jamur ketimbang orang dewasa. Ini antara lain karena kulit bayi, terutama yang lahir kurang bulan (prematur), lebih tipis. Nggak heran kalau masih kurang kuat melindungi tubuh.
Bisa karena bakat
Timbulnya infeksi jamur ini bukan tanpa gejala. “Biasanya, gejala yang timbul berbeda-beda, tergantung pada lokasi terjadinya infeksi dan jamur penyebabnya. Misalnya, gejala infeksi jamur yang menyerang kepala tentu saja lain dengan yang menyerang kaki,” kata dr. Titi Lestari Sugito, Sp.KK, Kelompok Studi Dermatologi Anak Indonesia , FKUI/RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta .
Bahkan, dr. Titi melanjutkan, karena jamur yang jadi biang keladi infeksi beda-beda, maka gejala infeksi yang menyerang kepala si kecil bisa saja beberapa macam. Untuk gampangnya, jenis jamur yang sering menginfeksi kulit dapat dikelompokkan menjadi tiga (lihat boks “Kenali Jenis Jamurnya”).
Yang menarik adalah, faktor kerentanan bawaan atau bakat perlu pula jadi perhatian. Bukan apa-apa. Ada bayi/anak yang lebih mudah terinfeksi jamur ketimbang teman sebayanya. Para ahli menduga, ini ada hubungannya dengan jenis keringat si kecil. Mungkin saja, keringatnya lebih berlemak sehingga mudah kena infeksi kulit seperti panu.
Beda usia, beda gangguan
Yang pasti, infeksi jamur yang terjadi pada bayi dan anak tidak sama. Mana yang lebih sering menyerang bayi? Umumnya sih, infeksi jamur jenis candida. “Hanya saja, ini merupakan infeksi sekunder. Jadi, infeksi pada lipatan paha dan bokong si kecil timbul karena sebelumnya sudah ada eksim popok yang berlangsung agak lama. Sampai lebih dari 3 hari!
Eksim popok adalah radang kulit pada daerah yang tertutup popok, serta ditandai dengan ruam, gelembung atau lecet dan biasanya amat gatal. Nah, kulit yang lembap dan peradangan (kerusakan jaringan) akan mempermudah terjadinya infeksi jamur,” tutur dr. Titi.
Pada anak yang lebih besar, infeksi jamur jenis ini banyak terjadi pada anak yang bertubuh gemuk. Selain banyak lipatan di ketiak atau paha, si kecil kan sering berkeringat. Makanya, kulitnya sering lembap. “Bila anak tinggal di negara beriklim tropis (panas dan lembap), seperti Indonesia, wah.. penyakit kulitnya akan tumbuh dengan subur,” sambungnya.



Basmi dulu jamurnya
Penanganan infeksi jamur kulit memang tergantung pada penyebabnya. Cuma saja, jika ada ruam (bintil-bintil merah) pada kulit bayi, sebaiknya Anda segera membawanya ke dokter. Yang penting, Anda harus tahu dulu penyebab gangguan kulit si kecil. Gara-gara jamur atau bukan?
Bila si kecil hanya terkena eksim popok, biasanya dokter tidak perlu memberi obat antijamur. Kalaupun penyebab gangguannya benar-benar jamur, harus dicari tahu dulu jenisnya. “Penampakan infeksi suatu jamur kadang-kadang mirip dengan infeksi jamur lain. Jadi, penanganannya harus ekstra hati-hati. Jika sampai obatnya salah, penyakit si kecil tidak akan sembuh-sembuh,” ujar dr. Titi.
Dokter Titi mengingatkan, untuk mencegah agar penyakit kulit bayi Anda tidak kambuh lagi, faktor pendukungnya harus diperhatikan (lihat boks “Agar Tidak Kambuh Lagi” ).
Hati-hati, infeksi bisa meluas
Memang, infeksi jamur yang dibiarkan berlarut-larut tidak akan berakibat fatal pada si kecil. Infeksinya bisa meluas. Kalau sudah begini, proses penanganan bayi butuh biaya lebih banyak dan waktu yang lebih lama. “Padahal, normalnya, infeksi jamur candida sembuh dalam waktu seminggu. Tentu saja, ini ada syaratnya, yakni asal faktor-faktor pendukungnya diperhatikan,” ujar dr. Titi.
Bagaimana infeksi jamur lainnya? Umumnya, butuh waktu penanganan yang lebih lama lagi. Minimal 2 minggu.
Dewi Handajani
Kenali Jenis Jamurnya
• Candida
Penyakit kulit akibat infeksi ini disebut kandidiasis kulit. Lokasi terjadinya infeksi antara lain kulit (lipatan paha atau bokong), selaput lendir (mulut), dan kuku.
Jamur candida termasuk jamur yang menginfeksi daerah kulit yang banyak kelenjar lemaknya serta membutuhkan zat keratin (protein berserat) agar mampu menyerang dan hidup sebagai parasit. Nah, serangan jamur akan makin menjadi-jadi bila daya tahan tubuh si kecil sedang menurun.
Apa gejala-gejalanya? Sebelum terasa gatal, biasanya akan timbul ruam berwarna merah terang, agak basah, dan ada bintil-bintil kecil di sekitarnya. Nantinya, bintil-bintil kecil ini akan meluas dan menyatu dengan yang lain.
• Dermatofita
Penyakit kulit akibat infeksi jamur ini lazim disebut kurap. Dan, infeksi bisa terjadi di beberapa lokasi, seperti kuku, kulit kepala, lipatan paha, lipatan bokong, sela-sela jari kaki, dan tubuh.
Masalahnya, bila penyakit ini dibiarkan berlarut-larut, peradangan bisa mencapai jaringan yang lebih dalam disertai pembengkakan. Bila kurap terjadi pada kulit kepala, hati-hati ya. Sebab, bisa mengakibatkan kebotakan yang permanen.
Gejala-gejalanya adalah ruam-ruam berbentuk bulat atau bulat lonjong (mula-mula kecil, lalu melebar). Bahkan, beberapa ruam dapat menyatu menjadi bulatan besar. Kalaupun bagian tengah ruam sudah kering, sementara bagian luarnya masih basah, ini berarti ruam si kecil belum sembuh total. Selain itu, bercak-bercak berwarna gelap akibat pembentukan pigmen (zat warna) yang berlebihan biasanya akan terlihat di tengah ruam. Umumnya sih, gejala ini disertai gatal, terutama saat si kecil berkeringat.
• Pityrosporum orbiculare/ovale
Penyakit kulit akibat infeksi ini biasanya berupa bercak-bercak pada kulit dengan aneka warna. Yang cukup dikenal adalah panu.
Panu biasanya tampak seperti bercak-bercak bulat dan berwarna (putih, cokelat kehitaman atau merah). Biasanya terjadi di dada, bahu, punggung, ketiak, perut, serta muka. Masalahnya, bercak-bercak panu seringkali tertutup oleh sisik kering yang putih dan halus. Nah, bercak-bercak itu bisa melebar dan menyatu, sehingga terbentuklah bercak-bercak yang lebar dan tidak teratur bentuknya. Bukan hanya itu. Kulit yang terkena seringkali susah normal lagi. Kalaupun mungkin, biasanya butuh waktu yang lama sekali.
Panu tidak menimbulkan gejala dan juga tidak menular. Paling-paling, akan sedikit gatal. Yang pasti, panu senang sekali menyerang anak yang kulitnya berlemak dan sering berkeringat.
Agar Tidak Kambuh Lagi
• Jaga agar kulit si kecil selalu bersih dan tidak terlalu lama lembap . Kalau berkeringat, dibasuh dan dikeringkan. Jangan cuma mengelap keringat saja.
• Jaga kesehatan dan kebersihan tubuh . Misalnya, memandikan bayi secara teratur dan segera mengganti popoknya yang basah atau kotor.
• Hindari penggunaan pakaian yang ketat dan terbuat dari bahan yang tidak menyerap keringat . Pilihlah kaos kaki yang tidak terlalu rapat dan sepatu yang terbuka atau tidak sempit. Jadi, tetap ada sirkulasi udara.
• Pakailah bedak . Meski begitu, kulit yang akan ditaburi bedak harus dalam keadaan bersih dan kering sehingga dapat menyerap keringat.
(bid/berbagai sumber)


1 komentar:

irhas said...

bagaimana cara menghilangkan bekas kulit yang terkena infeksi jamur candida, soalnya bayi saya kok bekas nya putih ya! saya jadi bingung. tolong dong.

Post a Comment

 
 
 

About Me

Total Pageviews