Bayi Menangis tanpa Sebab?

Tuesday, November 30, 2010


Bisa jadi ia terserang kolik. Walau tampak mengkhawatirkan, kolik bukan penyakit yang serius.

Kolik adalah keadaan dimana bayi menangis terus-menerus secara berlebihan ( lebih dari 3 jam sehari dan paling sedikit 4 hari dalam seminggu). Gangguan ini bisa terjadi sejak si kecil lahir sampai usia 3-4 bulan. Itu sebabnya, dikenal juga istilah “kolik tiga bulan”.

Tapi, jangan langsung menduga bayi pasti kolik bila menangis berlibahan. Sebab, tangisan bisa saja terjadi karena ia lapar, terlalu lelah, popoknya basah, atau kedinginan.

Penyebabnya belum pasti

Kolik sering dikaitkan dengan adanya gangguan pada saluran pencernaan, misalnya akibat mengejangnya otot di dinding usus atau ada udara dalam usus. Tapi, mungkin juga kolik terjadi karena bayi mengalami intoleransi laktosa alias alergi terhadap susu sapi/susu formula. Meski begitu , mekanisme spesifik penyebab terjadinya kolik sampai kini belum diketahui secara pasti. Tak heran bila ada dugaan bahwa kolik adalah perwujudan dari tidak berhasilnya upaya si kecil untuk berkomunikasi dengan orang tuanya.

Penyakit lainnya, seperti demam (suhu di atas 37,5 ° C), diare, atau infeksi lain juga membuatnya rewel . A papun penyebab tangisnya, segera penuhi kebutuhan bayi. Segera bawa ke dokter bila bayi kolik terus-menerus, atau serangan di malam hari sangat mengganggu. Misalnya, ia sering terjaga dan merasa sakit.

Cegah selagi bisa.


Tidak ada cara yang tokcer untuk mencegah kolik. Walau begitu, tak ada salahnya bila Anda mencoba meminimalkan penyebabnya. Misalnya, periksa apakah posisi mulutnya sudah pas saat menyusu, dan sendawakan dengan benar sehabis menyusu sehingga tak ada udara yang masuk ke dalam usus.

Kalaupun si kecil diduga kolik, ada beberapa upaya yang bisa Anda lakukan untuk meredakan tangisannya (simak boks: Lakukan Ini! ). Yang pasti , jangan cepat putus asa! Begitu gagal, coba cara lainnya.

Bila Anda merasa frustrasi (karena bayi menangis terus) dan tidak tahu harus berbuat apa lagi, letakkan bayi di tempat tidurnya, lalu matikan lampu kamar. Dengan begitu, Anda dan bayi bisa tenang. Sebagai catatan, Anda sebaiknya cukup istirahat. Jadi, lakukan penjagaan dan perawatan bayi secara bergantian dengan pasangan Anda, misalnya.

Yang penting, jangan panik. Kolik akan menghilang dalam beberapa minggu, dan tidak ada dampak jangka panjang terhadap kesehatannya. Apalagi, u mumnya, b ayi yang kolik tetap punya nafsu makan yang baik serta kenaikan berat badannya normal.


Dewi Handajani

Konsultasi ilmiah: dr. I.G.A. Nyoman Partiwi, Sp.A, IDAI Jaya, RS Bunda, Jakarta.




Kenali Gejalanya

• Menangis secara berlebihan setelah minum atau ketika bangun tidur, terutama di malam hari. Bayi tetap normal dan sehat selain waktu-waktu itu.

• Tangis sukar dihentikan saat ‘serangan' terjadi.

• Ketika menangis, wajahnya berwarna kemerahan dan kakinya diangkat-angkat (lutut ditekuk ke arah dadanya).

• Perut mungkin kembung .


Lakukan Ini!

• Pastikan kebutuhan bayi terpenuhi . Misalnya, jangan sampai ia terlalu lapar atau harus menunggu lama untuk disusui.

• Peluklah , sehingga si kecil merasa nyaman. Nikmati saja kontak kulit ke kulit.

• Usap-usap punggungnya dengan menengkurapkan bayi di atas pangkuan Anda.

• Ajak jalan-jalan dengan kereta dorong atau naik mobil agar ia tenang.

• Mandikan dengan air hangat dan ciptakan suasana rileks di malam hari .

• Ayun-ayun si kecil sambil menyanyikan atau memutar lagu favoritnya.

(bid/berbagai sumber)







selengkapnya......

Merah-merah Si Ruam Popok pada bayi baru lahir

Friday, November 26, 2010


Diantara sejumlah gangguan kulit pada bayi, ruam popok adalah yang paling sering terjadi pada bayi baru lahir.
Waspada bila kulit di sekitar bokong bayi meradang, berwarna kemerahan. Itu tandanya bayi terkena ruam popok. Biasanya, ruam kulit ini membuat si kecil merasa gatal.

Kenapa disebut ruam popok ( diaper rash )? Karena, gangguan kulit ini timbul di daerah yang tertutup popok, yaitu sekitar alat kelamin, bokong, serta pangkal paha bagian dalam.
Bila bayi Anda terkena ruam popok, penyembuhan akan terjadi dalam jangka waktu 2 minggu. Tapi, Anda sebaiknya pergi ke dokter bila ruam popok itu tampak semakin bertambah berat atau tidak membaik.

Banyak penyebabnya
Ternyata, penyebab ruam popok cukup banyak.

• Kulit bayi terpapar cukup lama dengan urin atau kotoran yang mengandung bahan amonia.
• Kulitnya terpapar dengan bahan kimia, sabun atau deterjen yang ada dalam diaper. Diaper yang terbuat dari bahan plastik atau karet dapat menyebabkan iritasi pada kulit bayi.
• Diare.
• Infeksi jamur.
• Susu formula memungkinkan bayi mengalami ruam popok lebih besar ketimbang ASI. Ini karena komposisi bahan kimia yang ada di urin atau kotorannya beda.
• Punya riwayat alergi.


Bisa dicegah
Sebenarnya, mudah saja untuk mencegah agar ruam popok tidak berani muncul. Di antaranya adalah:



• Bila menggunakan popok kain, sebaiknya dari bahan katun yang lembut.
• Jangan terlalu ketat memakakan diaper, agar kulit bayi tidak tergesek.
• Perhatikan daya tampung diaper. Bila sudah menggelembung atau menggantung, segera ganti dengan yang baru.
• Hindari pemakaian diaper yang terlalu sering (bahkan saat bepergian).
• Jangan ada sisa urine/kotoran saat membersihkan bayi, karena kulit yang tidak bersih sangat mudah mengalami ruam popok.
• Jangan menggunakan sabun bila kulit bayi yang tertutup diaper merah dan kasar.


Laila Andaryani Hadis
Konsultasi ilmiah: dr. IG Ayu Nyoman Partiwi, Sp.A, MARS, RS Bunda, Jakarta.





selengkapnya......

USAI MELAHIRKAN KOK SEDIH...

Thursday, November 25, 2010


Di antara sekian ibu yang berbahagia setelah berhasil melahirkan bayi mereka dengan selamat dan sukses, ada yang malah berduka. Mungkin hal ini agak sulit dipercaya, tapi nyatanya ini memang benar-benar terjadi.
Sebagian besar dari mereka yang pernah merasakan gangguan ini menggambarkan perasaan yang mereka alami sebagai perasaan agak sedih, kecewa maupun mudah menangis. Namun, perasaan seperti ini bukanlah sesuatu yang aneh. Beberapa ahli bahkan menganggapnya sebagai sesuatu yang biasa.
Hingga saat ini, apa yang menjadi penyebab di balik gangguan ini masih belum berhasil diketahui dengan pasti. Namun ada beberapa faktor yang telah dicurigai menjadi pemicunya. Faktor-faktor itu dibagi menjadi faktor emosi dan fisik.
Faktor-faktor emosi diantaranya,

mencemaskan perawatan terhadap bayi yang baru dilahirkan atau kekecewaan setelah melalui proses persalinan. Sedangkan faktor-faktor fisik diantaranya, perubahan kadar hormon dalam tubuh yang terjadi secara cepat atau kurang tidur dan kelelahan setelah merawat bayi yang baru dilahirkan.
Perasaan duka yang tidak menyenangkan itu umumnya hanya berlangsung sekitar tiga - lima hari dan akan hilang dengan sendirinya. Namun bila perasaan-perasaan tersebut tidak reda atau malah makin buruk dan berlangsung terus hingga lebih dari satu atau dua minggu, maka telah muncul apa yang disebut sebagai depresi pasca persalinan (postpartum depression, PPD).
Depresi yang konon mendera sekitar satu dari 10 wanita baru melahirkan ini, dapat membuat para penderitanya merasa tidak enak (badan), lesu, susah berkonsentrasi, susah tidur, tidak nafsu makan, mudah tersinggung, mudah menangis, kurang bergairah, dan putus asa. Gejala-gejala ini dapat timbul dalam berbagai derajat, mulai dari yang ringan hingga berat.
Walau tidak semua wanita penderita depresi pasca persalinan menunjukkan gejala-gejala yang mirip, setiap gejala yang dialami dapat menimbulkan perasaan bersalah, tertekan, malu, dan terasing. Para wanita yang baru pertama kali melahirkan, kurang mendapat dukungan dari suami dan keluarga, memiliki kehamilan yang tak diinginkan, pernah mengalami keguguran, dan memiliki riwayat depresi, memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk terkena.
Para ibu diharapkan untuk lebih waspada terhadap kemungkinan timbulnya depresi pasca persalinan. Mengapa? Karena selain dapat ditangani dengan obat-obatan dan psikoterapi, gangguan ini juga dapat melenyapkan kebahagiaan seorang ibu dan berdampak buruk terhadap hubungan yang tengah berkembang antara ibu dan bayi. Sebagai tambahan, gangguan ini juga dapat mempengaruhi hubungan suami-istri. Nah lho!
(satumed.com)

selengkapnya......

Siap-Siap Cuti Melahirkan

Wednesday, November 24, 2010


Saatnya Anda meninggalkan pekerjaan sementara waktu untuk melahirkan si buah hati. Anda perlu melakukan persiapan dengan seksama agar tugas tidak terbengkalai saat Anda tak bekerja.
Cuti melahirkan adalah waktu bagi ibu untuk berhenti dalam jangka waktu tertentu dari pekerjaan karena melahirkan. Umumnya perusahaan menetapkan waktu selama tiga bulan untuk cuti melahirkan. Realisasinya pun beragam. Ada perusahaan yang menetapkan cuti melahirkan satu bulan sebelum melahirkan dan dua bulan sesudah melahirkan. Ada pula yang menetapkan peraturan cukup longgar, misalnya saja karyawati boleh mengambil cuti sejak satu minggu sebelum melahirkan.
Kapan waktu paling tepat?
Kapan waktu tepat mulai cuti melahirkan? Sebenarnya tidak ada istilah “waktu yang paling tepat” untuk cuti melahirkan. Semua tergantung pada kondisi kehamilan dan kekuatan Anda menjalani kehamilan di bulan terakhir, juga tuntutan pekerjaan. Anda hanya perlu memantau kondisi kehamilan Anda untuk menentukan kapan Anda siap cuti. Jika dokter kandungan menyarankan Anda menjalani istirahat total dua bulan sebelum melahirkan, Anda perlu mencari tahu peraturan perusahaan tentang cuti yang tidak dibayar.
Meski saat melahirkan bukan hal yang sepele, tetapi pekerjaan kantor pun tetap harus diselesaikan. Bikin daftar pekerjaan apa saja yang harus Anda selesaikan dan pekerjaan-pekerjaan yang sedang dalam proses Anda selesaikan. Kemudian, komunikasikan hal ini dengan teman-teman satu tim dan atasan Anda.
Pekerjaan selesai, pendelegasian lancar

Hal penting yang perlu Anda pikirkan sebelum Anda meninggalkan kantor adalah pekerjaan Anda tidak akan terbengkalai saat Anda tidak ada. Masalah pendelegasian mungkin saja bukan urusan Anda. Namun Anda perlu punya niat baik untuk membantu memudahkan atasan mendelegasikan pekerjaan Anda pada rekan kerja Anda. Dengan begitu rekan kerja Anda pun tidak mengalami kesulitan saat menggantikan tugas Anda.
Hilangkan pikiran bahwa Anda dapat sekali-sekali mengunjungi kantor Anda untuk menyelesaikan pekerjaan yang belum selesai. Sebab setelah melahirkan, fisik Anda akan sangat letih. Apalagi, dengan hadirnya si bayi baru. Sehingga walaupun cuti dari pekerjaan, belum tentu Anda bisa cukup istirahat. Emosi Anda pun akan sangat berbeda setelah si kecil lahir. Keinginan Anda untuk sekali-sekali meninggalkan si kecil sirna, karena ia begitu bergantung pada Anda.
Pada saat Anda meninggalkan kantor, pastikan bahwa pekerjaan yang Anda tangani selesai. Atau, kalau pekerjaan belum selesai, pastikan bahwa pengganti Anda dapat melakukannya dengan lancar. Tinggalkan kantor Anda dengan percaya diri, agar Anda dapat menyambut hadirnya si kecil dengan hati yang lapang.
(Immanuella F.Rachmani)

selengkapnya......

Bayi Menangis tanpa Sebab?

Tuesday, November 23, 2010


Bisa jadi ia terserang kolik. Walau tampak mengkhawatirkan, kolik bukan penyakit yang serius.
Kolik adalah keadaan dimana bayi menangis terus-menerus secara berlebihan ( lebih dari 3 jam sehari dan paling sedikit 4 hari dalam seminggu). Gangguan ini bisa terjadi sejak si kecil lahir sampai usia 3-4 bulan. Itu sebabnya, dikenal juga istilah “kolik tiga bulan”.
Tapi, jangan langsung menduga bayi pasti kolik bila menangis berlibahan. Sebab, tangisan bisa saja terjadi karena ia lapar, terlalu lelah, popoknya basah, atau kedinginan.
Penyebabnya belum pasti
Kolik sering dikaitkan dengan adanya gangguan pada saluran pencernaan, misalnya akibat mengejangnya otot di dinding usus atau ada udara dalam usus. Tapi, mungkin juga kolik terjadi karena bayi mengalami intoleransi laktosa alias alergi terhadap susu sapi/susu formula. Meski begitu , mekanisme spesifik penyebab terjadinya kolik sampai kini belum diketahui secara pasti. Tak heran bila ada dugaan bahwa kolik adalah perwujudan dari tidak berhasilnya upaya si kecil untuk berkomunikasi dengan orang tuanya.
Penyakit lainnya, seperti demam (suhu di atas 37,5 ° C), diare, atau infeksi lain juga membuatnya rewel . A papun penyebab tangisnya, segera penuhi kebutuhan bayi. Segera bawa ke dokter bila bayi kolik terus-menerus, atau serangan di malam hari sangat mengganggu. Misalnya, ia sering terjaga dan merasa sakit.
Cegah selagi bisa
Tidak ada cara yang tokcer untuk mencegah kolik. Walau begitu, tak ada salahnya bila Anda mencoba meminimalkan penyebabnya. Misalnya, periksa apakah posisi mulutnya sudah pas saat menyusu, dan sendawakan dengan benar sehabis menyusu sehingga tak ada udara yang masuk ke dalam usus.
Kalaupun si kecil diduga kolik, ada beberapa upaya yang bisa Anda lakukan untuk meredakan tangisannya (simak boks: Lakukan Ini! ). Yang pasti , jangan cepat putus asa! Begitu gagal, coba cara lainnya.
Bila Anda merasa frustrasi (karena bayi menangis terus) dan tidak tahu harus berbuat apa lagi, letakkan bayi di tempat tidurnya, lalu matikan lampu kamar. Dengan begitu, Anda dan bayi bisa tenang. Sebagai catatan, Anda sebaiknya cukup istirahat. Jadi, lakukan penjagaan dan perawatan bayi secara bergantian dengan pasangan Anda, misalnya.
Yang penting, jangan panik.




Kolik akan menghilang dalam beberapa minggu, dan tidak ada dampak jangka panjang terhadap kesehatannya. Apalagi, u mumnya, b ayi yang kolik tetap punya nafsu makan yang baik serta kenaikan berat badannya normal.
Dewi Handajani
Konsultasi ilmiah: dr. I.G.A. Nyoman Partiwi, Sp.A, IDAI Jaya, RS Bunda, Jakarta.
Kenali Gejalanya
• Menangis secara berlebihan setelah minum atau ketika bangun tidur, terutama di malam hari. Bayi tetap normal dan sehat selain waktu-waktu itu.
• Tangis sukar dihentikan saat ‘serangan' terjadi.
• Ketika menangis, wajahnya berwarna kemerahan dan kakinya diangkat-angkat (lutut ditekuk ke arah dadanya).
• Perut mungkin kembung .
Lakukan Ini!
• Pastikan kebutuhan bayi terpenuhi . Misalnya, jangan sampai ia terlalu lapar atau harus menunggu lama untuk disusui.
• Peluklah , sehingga si kecil merasa nyaman. Nikmati saja kontak kulit ke kulit.
• Usap-usap punggungnya dengan menengkurapkan bayi di atas pangkuan Anda.
• Ajak jalan-jalan dengan kereta dorong atau naik mobil agar ia tenang.
• Mandikan dengan air hangat dan ciptakan suasana rileks di malam hari .
• Ayun-ayun si kecil sambil menyanyikan atau memutar lagu favoritnya.


(bid/berbagai sumber)






selengkapnya......

Makanan Selingan Balita

Monday, November 22, 2010


ANAK pada usia balita juga membutuhkan gizi seimbang yaitu makanan yang mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh sesuai umur. Makanan seimbang pada usia ini perlu diterapkan karena akan mempengaruhi kualitas pada usia dewasa sampai lanjut.
Gizi makanan sangat mempengaruhi pertumbuhan termasuk pertumbuhan sel otak sehingga dapat tumbuh optimal dan cerdas, untuk ini makanan perlu diperhatikan keseimbangan gizinya sejak janin melalui makanan ibu hamil. Pertum-buhan sel otak akan berh enti pada usia 3 tahun.
Pemberian makanan balita sebaiknya beraneka ragam, menggunakan makanan yang telah dikenalkan sejak bayi usia enam bulan yang telah diterima oleh bayi, dan dikembangkan lagi dengan bahan makanan sesuai makanan keluarga.
Pembentukan pola makan perlu diterapkan sesuai pola makan keluarga. Peranan orangtua sangat dibutuhkan untuk membentuk perilaku makan yang sehat. Seorang ibu dalam hal ini harus mengetahui, mau, dan mampu menerapkan makan yang seimbang atau sehat dalam keluarga karena anak akan meniru perilaku makan dari orangtua dan orang-orang di sekelilingnya dalam keluarga.
Makanan selingan tidak kalah pentingnya yang diberikan pada jam di antara makan pokoknya. Makanan selingan dapat membantu jika anak tidak cukup menerima porsi makan karena anak susah makan. Namun, pemberian yang berlebihan pada makanan selingan pun tidak baik karena akan mengganggu nafsu makannya.
Jenis makanan selingan yang baik adalah yang mengandung zat gizi lengkap yaitu sumber karbohidrat, protein, vitamin dan mineral, seperti arem-arem nasi isi daging sayuran, tahu isi daging sayuran, roti isi ragout ayam sayuran, piza, dan lain-lain
Fungsi makanan selingan adalah
1). Memperkenalkan aneka jenis bahan makanan yang terdapat dalam bahan makanan selingan.
2). Melengkapi zat-zat gizi yang mungkin kurang dalam makanan utamanya (pagi, siang dan malam).
3). Mengisi kekurangan kalori akibat banyaknya aktivitas anak pada usia balita.



Makanan selingan yang baik dibuat sendiri di rumah sehingga sangat higienis dibandingkan jika dibeli di luar rumah.
Bila terpaksa membeli, sebaiknya dipilih tempat yang bersih dan dipilih yang lengkap gizi, jangan hanya sumber karbohidrat saja seperti hanya mengandung gula saja. Makanan ini jika diberikan terus-menerus sangat berbahaya. Jika sejak kecil hanya senang yang manis-manis saja maka kebiasaan ini akan dibawa sampai dewasa dan risiko mendapat kegemukan menjadi meningkat. Kegemukan merupakan faktor risiko pada usia yang relatif muda dapat terserang penyakit tertentu.
Cake Wortel Keju
Untuk : 20 buah
1 buah : 176 kalori
Bahan:
* 150 gr margarin
* 180 gr tepung terig* * 200 gr gula pasir
* 10 btr kuning telur
* 6 btr putih telur
* 100 gr wortel parut
* 100 gr keju parut
* 1 bks kaldu instan
Cara Membuat:
1. Mixer gula dan margarin hingga kental, masukkan kuning telur, mixer hingga rata, masukkan tepung terigu, kaldu instan, dan keju, aduk rata.
2. Sementara itu kocok putih telur hingga kaku, campur dengan adonan di atas, aduk rata.
3. Masukkan wortel parut, siapkan 9 buah cetakan bentuk ikan yang telah diolesi margarin, tuang adonan ke dalam masing-masing cetakan dan panggang dalam temperatur 180 derajat Celcius selama 30 menit, angkat.
4. Hidangkan.
Nugget Ikan
Untuk : 10 porsi
1 porsi : 127 kalori
Bahan:
* 250 gr ikan kakap
* 2 lbr roti tawar
* 2 btr telur ayam
* Garam secukupnya
* Sedikit pala
* Sedikit thyme (jika suka)
* 2 btr putih telur
* Tepung panir
* Minyak untuk menggoreng
Cara membuat:
1. Blender ikan, roti tawar dan telur, angkat.
2. Masukkan semua bumbu, aduk rata.
3. Ambil loyang, minyaki terlebih dulu, alasi dengan kertas roti lalu tuang adonan dan kukus selama lebih kurang 30 menit, angkat.
4. Setelah dingin dipotong-potong seperti bentuk jari atau bentuk binatang (sesuai selera) kemudian dipanir lalu celup ke putih telur dan dipanir lagi, setelah itu goreng dalam minyak panas sampai berwarna kecoklatan, angkat.
5. Hidangkan.


(Ny Tuti Soenardi)

selengkapnya......

Tidur Telentang Pada Bayi Beresiko Alami Rata Kepala

Friday, November 19, 2010


Bayi yang tidur dengan posisi sama setiap malam atau menghabiskan banyak waktu di kereta dorong beresiko mengalami perataan kepala. Tetapi menurut para spesialis kesehatan anak kondisi ini dapat mudah dicegah dan disembuhkan apabila diketahui sejak dini.
Menurut American Academy of Pediatrics (AAP) jumlah anak yang mengalami perataan kepala meningkat sejak awal tahun 1990-an dimana orang tua mengatakan menidurkan bayi dengan posisi telentang dilakukan untuk meminimalisasi sindrom kematian bayi mendadak

Bayi sebaiknya tidur dengan posisi telentang tetapi posisi kepala mereka sebaiknya berubah. Berikut beberapa saran dari AAP untuk mengurangi resiko rata kepala:
• Secara periodik rubah orientasi bayi dalam tempat tidur bayi sehingga perhatiannya tidak selalu terfokus pada arah yang sama. Jika bayi selalu menghadap pintu misalnya, rubah posisinya sehingga ia harus membalikan kepalanya dengan cara berbeda untuk dapat melihat pintu.
• Tempatkan bayi pada perutnya untuk periode tertentu selagi terjaga dan terawasi. Ini dapat membantu memperkuat bahu.
• Kurangi menghabiskan waktu dalam kereta dorong dimana akan memberikan tekanan pada bagian yang sama yaitu kepala ketika tengah tidur dengan posisi telentang.


(ya2n/webmd)
SUMBER: VisionNet

selengkapnya......

Tips Posisi Tidur Terbaik Selama Kehamilan

Thursday, November 18, 2010


Sebenarnya posisi tidur yang bagaimanakah yang terbaik selama kehamilan? Pada kehamilan trimester awal dimana perut belum membesar, ibu hamil dapat tidur dan beristirahat dengan berbagai posisi apapun. Yang penting adalah dapat memberikan rasa nyaman untuk ibu hamil untuk dapat tidur.
Tapi ketika kehamilan selanjutnya ketika perut semakin membesar maka saat tidur andapun mulai tak nyaman lagi, karena perut yang membesar, gerakan bayi dan kram kaki. Tapi percayalah ini semua mempunyai nilai yang besar dengan hadirnya si kecil nantinya.

Jadi sebenarnya posisi tidur yang bagaimanakah yang terbaik selama kehamilan?

Belum ada penelitian lebih lanjut tentang posisi tidur yang aman untuk wanita hamil, tapi para pakar menganjurkan bahwa setelah kehamilan 16 minggu, sebaiknya ibu hamil tidur dengan POSISI MIRING KE SISI KIRI, karena posisi ini memberi keuntungan untuk bayi anda untuk mendapatkan aliran darah dan nutrisi yang maksimal ke plasenta karena adanya vena besar (vena cava inferior) di bagian belakang sebelah kanan spina yang mengembalikan darah dari tubuh bagian bawah ke jantung. Juga dapat membantu ginjal untuk membuang sisa produk dan cairan dari tubuh ibu sehingga mengurangi pembengkakan pada kaki, pegelangan kaki dan tangan. .
Tips: Untuk tidur dengan posisi miring yang lebih nyaman anda dapat meletakka bantal diantara dengkul anda dan satu dipunggung anda. Atau anda dapat membeli bantal tidur khusus ibu hamil.
© Dr.Suririnah-www.infoibu.com

selengkapnya......

Penderita Autis Dapat Bertahan dengan Dukungan Kontinu Keluarga

Monday, November 15, 2010


JAKARTA – Autisme yang banyak melanda berbagai kalangan masyarakat, hingga kini masih dianggap bagai sesuatu aib. Berbagai upaya kemudian dilakukan untuk menghindarinya. Bagi para penderita yang kurang beruntung, kebanyakan dianggap gila dan dikucilkan jauh-jauh. Padahal sebuah kenyataan terakhir membuktikan, bahwa para penderita autisme bisa terus bertahan dan berprestasi, karena adanya dukungan orang tua dan keluarga yang terus-menerus.

Kenyataan itu juga yang kemudian diungkapkan dalam acara peluncuran buku Autistic Journey yang dikarang oleh Oscar Yura Dompas, di Jakarta, belum lama ini. Oscar yang juga seorang penderita autis sejak masih remaja, mencoba menguraikan bagaimana pahit getir kehidupan yang harus dijalaninya, semenjak ia di vonis mengidap kelainan otak sejak usia empat tahun.
”... people hadn’t accepted me well because I didn’t behave normally. Everybody often gave me a hard time and I could only wonder why...,” begitu tulis kata-kata resah dalam sebait kalimat di buku berteks bahasa Inggris tersebut. Sebaris kalimat itu yang kemudian menjadi bahan pendapatnya mengenai autisme yang dideritanya. Menjadi cetakan sejarah panjang mengenai hidup dari sisi pandang seorang penderita autis.
Kini Oscar telah berusia 25 tahun, dan baru tanggal 11 April lalu ia merayakan ulang tahunnya. Tampaknya tahun ini menjadi salah satu ulang tahun yang paling bermakna untuknya. Akhirnya ia bisa menunjukkan kepada kita semua, bahwa penderita autis seperti dirinya ternyata juga bisa hidup normal seperti yang lain. Bisa berpikiran sama, tersentuh juga oleh syair lagu, bisa jatuh cinta, suka olahraga, dapat bersekolah hingga setingginya dan meraih cita-cita.
Catatan-catatan hariannya tersebut selama 25 tahun, yang kemudian dibukukan menjadi seperti adanya. Membaca per bait ceritanya, seperti mengingatkan pada sebuah jalan normal kehidupan manusia. Bukan jalan tidak serupa, seperti yang kadang diceritakan para ahli mengenai para penderita autis. Dunia yang dimiliki Oscar, sepertinya tak asing. Banyak terdapat di mana-mana. Cerita normal umat manusia, dalam menghadapi hidup.

Ini tergambar bagaimana ia jatuh cinta pada seorang gadis, bahkan semenjak ia berumur 15 tahun. Bagaimana ia harus bertarung dengan sang kakak, karena terlalu sering membuatnya marah. Seperti juga kita, atau bahkan orang-orang biasa lainnya.
Kesukaannya pada lagu-lagu sudah tertangkap semenjak ia kecil. Ternyata Oscar sering melantunkan lagu-lagu di saat sendiri. Hingga akhirnya orang tuanya merasa cemas dengan kebiasaannya tersebut. Dan memutuskan mengirimnya ke Australia.
Di Australia, Oscar mulai bersepakat dengan dirinya untuk mulai bersikap baik dengan siapa saja yang dikenalnya. Namun, ternyata itu juga tak bertahan lama. Ia kembali dipulangkan karena sifatnya yang kadang sering melanggar peraturan.
Kini Oscar telah bersekolah hingga tingkat tinggi di Universitas Atmajaya. Bakatnya pada dunia penulisan membuatnya memberanikan diri mengumpulkan hasil catatan-catatan pribadinya tersebut dan mengumandangkan pada dunia. Bahwa menjadi seorang penderita autis bukanlah sesuatu hal yang memalukan. Bahkan membanggakan menurutnya. ”Karena kita bisa menjadi diri sendiri,” ucapnya dengan nada jelas.

Dukungan Keluarga
Namun semua hal ini ternyata tak lepas dari dukungan keluarga Oscar, yang sepertinya tak tak kenal lelah dalam menghadapi seorang anak penderita autis seperti Oscar. ”Kasus seperti Oscar memberikan pelajaran baru kepada saya. Bahwa ternyata, penderita autis juga bisa bertahan dan memiliki harapan dengan dukungan keluarga yang tanpa henti,” ungkap Tika Bisono, ahli psikologi yang hadir juga sebagai pembicara dalam acara tersebut.
Tutur kata yang terstruktur dan sistematis, kemudian diungkapkan juga oleh Tika Bisono sebagai salah satu indikator harapan tersebut. Meskipun ia juga menggaris bawahi tingkat beratnya kerusakan otak yang dialami para penderita autis, seperti Oscar. ”Namun dari sisi lain paling tidak kita menemukan, bahwa perhatian keluarga merupakan salah satu kunci utama keberhasilan penderita autis untuk mengarungi hidup,” tambahnya.
Sementara itu Ira Dompas, ibu dari Oscar menyatakan bahwa perjuangan panjangnya dalam menemani buah hatinya untuk bersama mengarungi hidup dan sukses menjalaninya, bukanlah sesuatu hal yang luar biasa. ”Oscar merupakan perekat keluarga kami, maka sesuatu hal yang normal bila kami tetap mempertahankannya,” urai Ira.
(str-sulung prasetyo)

selengkapnya......

Autisme Menggugah dan Menggugat

Saturday, November 13, 2010


Autisme, dan dunia anak-anak special needs pada umumnya, di Indonesia sampai hari ini tampaknya masih harus merana. Belum ada perhatian istimewa dari negara berupa tersedianya payung hukum dan anggaran yang lebih memadai untuk menyediakan dokter ahli, lembaga penelitian, obat-obatan, alat terapi, klinik, terapis, dan pusat terapi yang murah (bahkan gratis), padahal itu merupakan kewajiban negara. Belum lagi sosialisasi dan gerakan penyadaran (kampanye media, penyuluhan, dll) masih sangat minim.
Masyarakat sendiri, karena minimnya sosialisasi, masih banyak yang memandang negatif keberadaan anak-anak autis, sehingga semakin menambah beban mental para orang tua mereka. Wajar bila banyak keluarga anak-anak istimewa ini, khususnya dari kalangan dhuafa, dibuat 'menjerit'. Jerit pilu yang disebabkan oleh berbagai kepedihan mengasuh anak-anak yang mengalami gangguan amat kompleks dan seperti tak berkesudahan. Ditambah lagi oleh bayangan ketakutan tentang masa depan mereka yang tampak suram serta oleh biaya terapi yang amat mencekik.
Biaya terapi yang harus dikeluarkan para orang tua autis di negeri ini memang terbilang sangat mahal. Apalagi terapi tersebut memakan waktu yang sangat lama dan tidak bisa dipastikan akhirnya. Sehingga keberadaan anak-anak istimewa itu membuat mereka harus habis-habisan dalam hal keuangan. Banyak orang tua yang patah arang karena biaya terapi bagi anaknya melebihi anggaran hidup yang pokok bagi seluruh anggota keluarganya. Tidak sedikit pula yang mengalami depresi sehingga menambah masalah baru seperti ketidakharmonisan dalam keluarga yang berujung pada perceraian. Bisa dibayangkan, betapa pedihnya jika keadaan itu harus dialami pula oleh keluarga yang kurang mampu.
Salah satu sebab utama mahalnya biaya terapi bagi anak-anak penderita autisme adalah karena tingginya juga bayaran untuk profesi di dunia autis, baik terapis, dokter, psikiater, maupun profesi terkait lainnya. Padahal masa depan anak-anak autis tergantung dari terapi yang optimal.
Pilu Adi…

Sambil menjerit-jerit, Adi terus menghantamkan kedua tangannya keras-keras ke wajahnya sendiri

. Meski wajah itu sudah sangat memar dan lebam menghitam, tak terlihat rasa sakit sedikit pun dari anak yatim tersebut. Padahal kedua tepi mulutnya sudah tampak luka sobek. Beberapa giginya pun sudah tanggal. Begitulah kondisi penyandang autis berusia 18 tahun itu jika sedang tantrum (mengamuk). Kini, akibat sikap agresif yang berlangsung hampir setiap hari tersebut, kedua mata Adi juga sudah mulai mendekati kebutaan. Selain agresif dan hiperaktif, Adi juga belum bisa berbicara lancar (nonverbal). Bahkan, belum bisa mandiri dalam banyak hal. Semua ini karena Adi belum tertangani dengan terapi yang memadai. Mahalnya biaya terapi menjadi sebab utama terhambatnya proses penyembuhan Adi.

Pilu Hamzah…

“Biar jauh nggak masalah, yang penting Hamzah bisa diterapi,” ujar Sunarto berharap. Buruh kecil sebuah konveksi ini datang bersama istrinya ke YCKK, pertengahan Nopember lalu, untuk mendaftarkan Hamzah, anak pertamanya yang menderita autis. Sebelumnya Hamzah pernah diterapi oleh seorang terapis di dekat tempat tinggalnya, di daerah Cijantung. “Cuma, karena biayanya naik jadi 75 ribu per jam, terpaksa saya stop,” jelas pria yang mengaku masih menumpang di rumah mertuanya itu. Tingginya biaya terapi, ditambah melambungnya biaya hidup membuat Sunarto berharap pada YCKK yang program terapinya tidak dipungut biaya. Sayangnya, LSM ini baru bisa menerima Hamzah dalam daftar tunggu (waiting list) bersama belasan anak lainnya. Ini karena YCKK baru memiliki dua relawan (volunteer) yang siap bekerja tanpa digaji, serta baru punya dua ruang terapi.

selengkapnya......

Gangguan Autis Pada Anak

Friday, November 5, 2010


Autis merupakan kelainan perilaku dimana penderita hanya tertarik pada aktivitas mentalnya sendiri (seperti melamun atau berkhayal). Gejala ini umumnya mulai terlihat ketika anak berumur tiga tahun.

Menurut buku Diagnosis and Statistical Manual of Mental Disorders-Fourth Edition (DSM-IV), gangguan autis dapat ditandai dengan tiga gejala utama, yaitu gangguan interaksi sosial, gangguan komunikasi, dan gangguan perilaku. Gangguan perilaku dapat berupa kurangnya interaksi sosial, penghindaran kontak mata, serta kesulitan dalam bahasa.?

Gangguan autis pada anak-anak memperlihatkan ketidakmampuan anak tersebut untuk berhubungan dengan orang lain atau bersikap acuh terhadap orang lain yang mencoba berkomunikasi dengannya. Mereka seolah-olah hidup dalam dunianya sendiri, bermain sendiri, dan tidak mau berkumpul dengan orang lain. Namun, anak autis biasanya memiliki kelebihan atau keahlian tertentu, seperti pintar menggambar, berhitung atau matematika, musik, dan lain-lain.? ?

Penyebab autis sejauh ini belum diketahui dengan pasti, namun diduga kuat berkaitan dengan faktor keturunan, khususnya hubungan antara ibu dan janin selama masa kehamilan.

Terapi yang tepat untuk anak autis sangat bersifat individual. Untuk itu dibutuhkan seorang yang ahli dalam terapi autis untuk mengenali dan memberikan apa yang dibutuhkan oleh sang anak agar dapat tumbuh berkembang secara baik. Salah satu terapi yang digunakan adalah dengan meningkatkan kemampuan untuk berbagi (sharing) sehingga dapat mendorong mereka untuk lebih berinteraksi dengan lingkungannya.
?
Jika terjadi kelainan perilaku pada anak, sebaiknya langsung dikonsultasikan ke dokter. Hal tersebut bertujuan agar dokter secepatnya dapat memberikan tindakan pengobatan atau latihan khusus sejak dini terhadap anak yang mengalami keadaan tersebut.


selengkapnya......
 
 
 

About Me

Total Pageviews