ABC-nya Bahan Makanan Batita

Monday, December 13, 2010


Hingga usia 6 bulan, Anda belum terlalu direpotkan dengan pilih-pilih makanan untuk si kecil. Karena, kebutuhan gizinya masih bisa Anda penuhi dengan pemberian ASI secara eksklusif. Sesudah itu, ASI saja sudah tidak lagi memenuhi kebutuhan gizi anak untuk tumbuh kembang optimal. Itu sebabnya, Anda perlu menyediakan makanan pendamping ASI.
Dengan kamus kecil di bawah ini, Anda dapat berbelanja berbagai bahan makanan lengkap, plus cara pengolahannya yang sesuai dengan usia si kecil. Kalaupun Anda memiliki lebih dari satu anak batita (di bawah tiga tahun), tidak perlu pusing. Beli saja bahan yang bisa dimakan sekeluarga, bergizi untuk semua, namun bedakan penyajiannya.




A

Apel

• Kandungan gizi utamanya: karbohidrat dan vitamin A.
• Cara tepat pengolahannya:
• Usia 6–12 bulan: diolah dalam bentuk pure (dilumatkan setelah dikukus terlebih dahulu), namun bisa juga untuk campuran bubur buah.
• Usia 1-2 tahun: dikupas dan dipotong kecil-kecil sebagai finger food .
• Usia 2-3 tahun: dapat diberikan setelah dicuci bersih dan dipotong dalam bentuk potongan agak besar.

• Catatan:
• Apel mudah sekali berubah warna. Agar warnanya tetap cerah, cuci dengan air garam begitu dipotong.


Avokad
• Kandungan gizi utamanya: lemak dan vitamin C.
• Cara tepat pengolahannya:
• Usia 6–9 bulan: dilumatkan sebagai campuran bubur buah pir.
• Usia 8–12 bulan: dilumatkan sebagai campuran bubur beras atau bubur buah.
• Usia satu tahun ke atas: dilumatkan sebagai campuran minuman atau makanan selingan.

• Catatan:
• Pilihlah avokad yang cukup matang (tua), serta dagingnya empuk dan tebal.
• Untuk melumatkannya, keruk dagingnya dan blender.

B

Bayam
• Kandungan gizi utamanya: kalsium, zat besi dan vitamin A.



• Cara tepat pengolahannya:

• Usia 6–9 bulan: diolah sebagai bubur saring (setelah ditim, campuran nasi tim dilumatkan dan disaring).

• Usia 9–12 bulan: disajikan setelah ditim.

• Usia 1–2 tahun: disajikan dalam bentuk sayur bening.

• Usia 2 tahun ke atas: diberikan untuk lauk dalam bentuk tumis yang dibumbui sedikit bawang putih dan garam.

• Catatan:

• Sebaiknya dimasak untuk sekali penyajian, karena kandungan gizinya akan rusak jika dihangatkan kembali.

• Jangan mengonsumsi bayam setelah dimasak lebih dari 6 jam, karena zat besinya sudah rusak.

• Untuk bayi, biasanya dimasak dengan cara ditim bersama beras, hati ayam, dan tomat.

Beras

• Kandungan gizi utamanya: karbohidrat.

• Cara tepat pengolahannya:

• Usia 6-9 bulan: disajikan sebagai bubur saring.

• Usia 9-12 bulan: dalam bentuk bubur biasa.

• Usia 1 tahun ke atas: bisa disajikan dalam bentuk nasi lembik.

• Catatan :

• Bisa juga beras langsung ditim bersama sayuran serta bahan makanan yang mengandung protein, seperti daging ayam giling, telur, tahu, dan sebagainya.


Brokoli

• Kandungan gizi utamanya: vitamin A.

• Cara tepat pengolahannya:

• Usia 7-12 bulan: brokoli dilumatkan setelah dikukus. Disajikan sebagai campuran bubur bayi.

• Usia 1 tahun ke atas: bisa juga disajikan dalam bentuk finger food, setelah dikukus terlebih dahulu.



D


Daging Ayam

• Kandungan gizi utamanya: sumber protein.

• Cara tepat pengolahannya:

• Usia 6–9 bulan: sebagai campuran bubur saring.

• Usia 9–12 bulan: sebagai campuran bubur biasa.

• Usia 1 tahun ke atas: disajikan sebagai campuran bubur ayam (setelah disuwir-suwir halus).

• Catatan:

• Biasa disajikan dengan dicincang terlebih dahulu, lalu dicampur dengan sayur atau bubur beras.


Daging Sapi

• Kandungan gizi utamanya: sumber protein dan zat besi.

• Cara tepat pengolahannya:

• Usia 9–12 bulan: dicincang sebagai campuran bubur saring bersama beras, tomat, bayam, dan wortel.

• Usia satu tahun ke atas: daging cincang dapat dibuat semur atau campuran perkedel.


H


Hati Ayam

• Kandungan gizi utamanya: sumber vitamin A.

• Cara tepat pengolahannya:

• Usia 7–12 bulan: diberikan sebagai campuran bubur saring setelah ditim bersama bayam, beras, dan tomat.

• Usia satu tahun ke atas: dapat disajikan dalam bentuk semur.

• Catatan:

• Kandungan vitamin A-nya yang sangat tinggi. Padahal, vitamin A tidak larut dalam air sehingga sering menumpuk di hati. Makanya, dianjurkan untuk memberikannya sebanyak 2-3 kali dalam seminggu.

bersambung.....

(Retno Wahab Supriyadi)

0 komentar:

Post a Comment

 
 
 

About Me

Total Pageviews