Penderita Autis Dapat Bertahan dengan Dukungan Kontinu Keluarga

Monday, November 15, 2010


JAKARTA – Autisme yang banyak melanda berbagai kalangan masyarakat, hingga kini masih dianggap bagai sesuatu aib. Berbagai upaya kemudian dilakukan untuk menghindarinya. Bagi para penderita yang kurang beruntung, kebanyakan dianggap gila dan dikucilkan jauh-jauh. Padahal sebuah kenyataan terakhir membuktikan, bahwa para penderita autisme bisa terus bertahan dan berprestasi, karena adanya dukungan orang tua dan keluarga yang terus-menerus.

Kenyataan itu juga yang kemudian diungkapkan dalam acara peluncuran buku Autistic Journey yang dikarang oleh Oscar Yura Dompas, di Jakarta, belum lama ini. Oscar yang juga seorang penderita autis sejak masih remaja, mencoba menguraikan bagaimana pahit getir kehidupan yang harus dijalaninya, semenjak ia di vonis mengidap kelainan otak sejak usia empat tahun.
”... people hadn’t accepted me well because I didn’t behave normally. Everybody often gave me a hard time and I could only wonder why...,” begitu tulis kata-kata resah dalam sebait kalimat di buku berteks bahasa Inggris tersebut. Sebaris kalimat itu yang kemudian menjadi bahan pendapatnya mengenai autisme yang dideritanya. Menjadi cetakan sejarah panjang mengenai hidup dari sisi pandang seorang penderita autis.
Kini Oscar telah berusia 25 tahun, dan baru tanggal 11 April lalu ia merayakan ulang tahunnya. Tampaknya tahun ini menjadi salah satu ulang tahun yang paling bermakna untuknya. Akhirnya ia bisa menunjukkan kepada kita semua, bahwa penderita autis seperti dirinya ternyata juga bisa hidup normal seperti yang lain. Bisa berpikiran sama, tersentuh juga oleh syair lagu, bisa jatuh cinta, suka olahraga, dapat bersekolah hingga setingginya dan meraih cita-cita.
Catatan-catatan hariannya tersebut selama 25 tahun, yang kemudian dibukukan menjadi seperti adanya. Membaca per bait ceritanya, seperti mengingatkan pada sebuah jalan normal kehidupan manusia. Bukan jalan tidak serupa, seperti yang kadang diceritakan para ahli mengenai para penderita autis. Dunia yang dimiliki Oscar, sepertinya tak asing. Banyak terdapat di mana-mana. Cerita normal umat manusia, dalam menghadapi hidup.

Ini tergambar bagaimana ia jatuh cinta pada seorang gadis, bahkan semenjak ia berumur 15 tahun. Bagaimana ia harus bertarung dengan sang kakak, karena terlalu sering membuatnya marah. Seperti juga kita, atau bahkan orang-orang biasa lainnya.
Kesukaannya pada lagu-lagu sudah tertangkap semenjak ia kecil. Ternyata Oscar sering melantunkan lagu-lagu di saat sendiri. Hingga akhirnya orang tuanya merasa cemas dengan kebiasaannya tersebut. Dan memutuskan mengirimnya ke Australia.
Di Australia, Oscar mulai bersepakat dengan dirinya untuk mulai bersikap baik dengan siapa saja yang dikenalnya. Namun, ternyata itu juga tak bertahan lama. Ia kembali dipulangkan karena sifatnya yang kadang sering melanggar peraturan.
Kini Oscar telah bersekolah hingga tingkat tinggi di Universitas Atmajaya. Bakatnya pada dunia penulisan membuatnya memberanikan diri mengumpulkan hasil catatan-catatan pribadinya tersebut dan mengumandangkan pada dunia. Bahwa menjadi seorang penderita autis bukanlah sesuatu hal yang memalukan. Bahkan membanggakan menurutnya. ”Karena kita bisa menjadi diri sendiri,” ucapnya dengan nada jelas.

Dukungan Keluarga
Namun semua hal ini ternyata tak lepas dari dukungan keluarga Oscar, yang sepertinya tak tak kenal lelah dalam menghadapi seorang anak penderita autis seperti Oscar. ”Kasus seperti Oscar memberikan pelajaran baru kepada saya. Bahwa ternyata, penderita autis juga bisa bertahan dan memiliki harapan dengan dukungan keluarga yang tanpa henti,” ungkap Tika Bisono, ahli psikologi yang hadir juga sebagai pembicara dalam acara tersebut.
Tutur kata yang terstruktur dan sistematis, kemudian diungkapkan juga oleh Tika Bisono sebagai salah satu indikator harapan tersebut. Meskipun ia juga menggaris bawahi tingkat beratnya kerusakan otak yang dialami para penderita autis, seperti Oscar. ”Namun dari sisi lain paling tidak kita menemukan, bahwa perhatian keluarga merupakan salah satu kunci utama keberhasilan penderita autis untuk mengarungi hidup,” tambahnya.
Sementara itu Ira Dompas, ibu dari Oscar menyatakan bahwa perjuangan panjangnya dalam menemani buah hatinya untuk bersama mengarungi hidup dan sukses menjalaninya, bukanlah sesuatu hal yang luar biasa. ”Oscar merupakan perekat keluarga kami, maka sesuatu hal yang normal bila kami tetap mempertahankannya,” urai Ira.
(str-sulung prasetyo)

0 komentar:

Post a Comment

 
 
 

About Me

Total Pageviews